Rabu, 13 Oktober 2010

Multi Level Marketing membantu para ibu rumah tangga dalam membantu perekonomi keluarga

    Pada sistem ekonomi yang sekarang ini idonesia sangatlah bersaing dalam perkembangan ekonomi dengan negara lain. walau ekonomi di Indonesia menduduki peringkat ke-114  dalam Indeks Kebebasan Ekonomi yang dikeluarkan Heritage Foundation dan The Wall Street Journal. Tahun lalu, posisi Indonesia pada urutan ke 131, jauh di bawah Thailand yang menduduki posisi 67, Malaysia pada posisi 58, dan Singapura pada posisi ke-2. Jumlah negara yang diurutkan peringkatnya sebanyak 179 negara ( jakarta 45Peringkat Global : Indonesia No. 114 Indeks Kebebasan Ekonomi 2010).
namun apa daya itulah kondisi perekonomian di indonesia sekarang ini.

    Inovasi dan berbagai ide bermunculan untuk mengatasi kondisi ekonomi yang semakin menurun.
yang secara tak kita sadari ada sebuah inovasi yang memungkinkan untuk membantu perekonomian dalam lingkup kecil saja terutama dalam meningkatkan perekonomian dalam keluarga yaitu multilevel marketing, walau kecil kemungkinan untuk mengubah ekonomi dalam negara tapi setidaknya multilevel marketing dapat membantu para ibu rumah tangga yang pekerjaannya hanya dirumah saja dan mengelolah uang yang diberikan oleh suaminya setiap bulan namun tidak menambah hasil dari kegiatan tersebut.
Pemasaran berjenjang ( multi level marketing) adalah sistem penjualan yang memanfaatkan konsumen sebagai tenaga penyalur secara langsung. Harga barang yang ditawarkan di tingkat konsumen adalah harga produksi ditambah komisi yang menjadi hak konsumen karena secara tidak langsung telah membantu kelancaran distribusi.

Promotor (upline) biasanya adalah anggota yang sudah mendapatkan hak keanggotaan terlebih dahulu, sedangkan bawahan (downline) adalah anggota baru yang mendaftar atau direkrut oleh promotor. Akan tetapi, pada beberapa sistem tertentu, jenjang keanggotaan ini bisa berubah-ubah sesuai dengan syarat pembayaran atau pembelian tertentu.
Komisi yang diberikan dalam pemasaran berjenjang dihitung berdasarkan banyaknya jasa distribusi yang otomatis terjadi jika bawahan melakukan pembelian barang. Promotor akan mendapatkan bagian komisi tertentu sebagai bentuk balas jasa atas perekrutan bawahan.

  • kontroversi
Seringkali ditemukan kerancuan istilah antara pemasaran berjenjang dengan permainan uang (money game). Pemasaran berjenjang pada hakikatnya adalah sebuah sistem distribusi barang. Banyaknya bonus didapat dari omzet penjualan yang didistribusikan melalui jaringannya. Sebaliknya, pada permainan uang bonus didapat dari perekrutan, bukan omzet penjualan. Kesulitan membedakan pemasaran berjenjang dengan permainan uang terjadi karena bonus yang diterima berupa gabungan dengan komposisi tertentu antara bonus perekrutan dan komisi omzet penjualan.
    Sistem permainan uang cenderung menggunakan skema piramida (atau skema Ponzi) dan orang yang terakhir bergabung akan kesulitan mengembangkan bisnisnya. Dalam pemasaran berjenjang, walaupun dimungkinkan telah memiliki banyak bawahan, tetapi tanpa omzet tentu saja bonus tidak akan diperoleh.
Informasi tentang jenis pemasaran berjenjang yang benar dapat mengacu pada Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No. 13/M-DAG/PER/3/2006 tentang Ketentuan dan Tata Cara Penerbitan Surat Izin Usaha Penjualan Langsung dengan memuat larangan tegas yang tercantum pada bab VII.
Masalah di dalam pemasaran berjenjang sering terjadi bila sistem komisi menjurus pada permainan uang. Biaya keanggotaan bawahan secara virtual telah dibagikan menjadi komisi promotor sementara harga barang menjadi terlalu mahal untuk menutupi pembayaran komisi kepada promotor. Dalam jangka panjang, hal ini membuat komisi menjadi tidak seimbang, di mana komisi telah melebihi harga barang dikurangi harga produksi.
    Hal ini tentu akan membuat membuat konsumen di tingkat tertinggi mendapatkan harga termurah atau bahkan mendapatkan keuntungan bila mengetahui cara mengolah jaringannya, sedangkan konsumen yang baru bergabung mendapatkan kerugian secara tidak langsung karena mendapatkan harga termahal tanpa mendapatkan komisi atau komisi yang didapatkan tidak sesuai dengan usaha yang telah dilakukan sehingga akhirnya anggota baru tersebut terangsang untuk mencari konsumen baru agar mendapat komisi yang bisa menutupi kerugian virtual yang ditanggungnya.
        Pelanggaran bisa pula terjadi bila perusahaan penyedia sistem pemasaran berjenjang menjanjikan sesuatu berlebih yang tidak mungkin bisa dicapai konsumen. Misalnya, jika konsumen bisa mendapatkan 10 jenjang jaringan yang setiap jenjangnya harus berisi 10 anggota, maka ia akan mendapatkan bonus Rp 10 Miliar. Sepintas hal ini terlihat menggiurkan dan mudah, tetapi jika konsumen menggunakan akal sehatnya, ia sebenarnya harus merekrut 1010 bawahan atau sepuluh pangkat sepuluh, yaitu sejumlah 100 juta anggota baru (hampir separuh penduduk Indonesia).
Dewasa ini, telah berkembang sistem pemasaran viral yang merupakan salah satu bagian model pemasaran berjenjang. Beberapa hal yang membedakan antara lain:
  • Tidak ada bonus perekrutan karena bebas biaya bergabung.
  • Produk yang dipasarkan merupakan produk dinamis, misalnya pulsa telepon seluler.
  • Bonus hanya diperoleh dengan adanya pemesanan berulang.
  • Harga produk lebih murah atau hampir sama dengan harga pasar konvensional.
  • Komisi atau bonus tiap transaksi yang dilakukan relatif kecil.
  • Bonus akan signifikan pada jaringan yang besar.
Dengan segala kelebihan dan kekurangannya, pemasaran viral dipercaya dapat membuat kompetisi di pasar konvensional menjadi semakin menarik karena pada dasarnya keunggulan pemasaran berjenjang adalah captive market yang tersistem ditambah dengan konsep pemasaran konvensional yang bertumpu pada harga dan produk.
( wikipedia indonesia)

    Terlihatnya menarik dari sistem dagang seperti ini, maka mulailah orang - orang merambat ke bidang bisnis yang satu ini.
terutama kalangan ibu - ibu rumah tangga yang mempunya waktu luang banyak dan mempunyai jaringan yang lumayan luas untuk bisnis seperti ini.

    Jika di analisis dari perkembangan di bidang bisnis multi level marketing pada kalangan ibu rumah tangga, di golongkan sukses 70% memperbaiki perekonomian dalam keluarga.
mereka bisa memamfaatkan waktu luang yang dipunya untuk menawarkan / mempromosikan barang - barang bisnis yang jualnya.

    Setelah dilihat/ditinjau memang kebanyakan usaha multi level marketing sangatlah sukses dikelola oleh ibu rumah tangga, pada titik puncak keberhasilan - keberhasilan usaha ini kebanyakan di pegang oleh ibu rumah tangga juga.
meningkatnya penjualan maka akan mempengaruhi keuntungan yang didapat dan jabatan yang di janjikan oleh perusahaan multi level marketing tersebut.
dari keuntungan yang didapat maka para ibu mempunyai nilai tambah pada penghasilannya.
itu lah yang mempengaruhi dan letak keuntunggan pada bisnis multi level marketing pada lingkungan ibu rumah tangga.
  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar