Minggu, 09 Januari 2011

Pengaruh Pemerintah untuk mengatasi kondisi ekonomi


APBN 2011 memiliki asumsi seperti asumsi pertumbuhan ekonomi 6,1%-6,4%, inflasi 4,9 -5,3%, rupiah Rp9.100-Rp9.400 per US$ dan suku bunga SBI 3 bulan 6,2% -6,5% dan harga minyak diasumsikan sebesar US$75-90 per barel.
UBS Asian Economics. Ekonom UBS Asia Tenggara Ed Teather memperkirakan pertumbuhan ekonomi mencapai 7% pada 2011. Hal ini dipicu oleh pertumbuhan kredit. Pertumbuhan ekonomi nasional diprediksi bakal melebihi negara tetangga, seperti Malaysia dan Thailand. Indonesia masih relatif terisolasi dari potensi penurunan kinerja perekonomian akibat krisis perdagangan global.
Lembaga ekonomi INDEF. Peneliti Indef Deniey Adi Purwanto memproyeksikan pertumbuhan ekonomi agak moderat 6-6,4 persen dengan baseline 6,1 persen. Pertumbuhan masih ditopang oleh sektor pertambangan dan perkebunan serta otomotif. Tantangan perekonomian Indonesia tahun depan adalah percepatan revitalisasi sektor industri pengolahan dan pertanian.
Dalam asumsi APBN 2011, ekonomi diproyeksikan tumbuh 6,3 persen. Oleh Bank Indonesia berada pada range 6,1-6,6 persen, Bank Dunia 6,2 persen, Dana Moneter Internasional (IMF) 6,2 persen, dan Bank Pembangunan Asia (ADB) 6,0 persen. Dengan kondisi seperti ini maka pemerintah harus sedikit lebih bekerja keras untuk meningkatkan sedikit dari penghasilan negara. Sebelumnya yang sudah disampaikan dari pemerintahan bahwa Negara kita Indonesia sudah mencapai target pencapaian perekonomian negara. Memang itu adalah suatu prestasi di tahun 2010. Namun dengan begitu harusnya pemerintah harus lebih jeli lagi untuk melihat peluang usaha yang ada dan berusaha mengangkat kembali niali Rupiah demata Dolar. Namun sepertinya pemerintah harus mempunyai target  lebih baik maka akan berjalan lancar jika pertumbuhan investasi bisa dipacu lebih tinggi jika pemerintah merancang kebijakan ekonomi yang merangsang minat investasi dan produksi di daerah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar